Saturday, June 21, 2014

Pedoman Penulisan Jurnal Penelitian

Jurnal merupakan resume gambaran sebuah penelitian ilmiah (baik science maupun sosial) yang telah berlangsung, atau ide penelitian yang sedang akan dilaksanakan. Bisa bersumber dari skripsi, tugas akhir, thesis, disertasi, PKM (Penelitian Kreativitas Mahasiswa) dan penelitian ilmiah lainnya baik dari lingkungan kampus maupun non-kampus. Jurnal seringkali dijadikan sebuah referensi dalam melakukan penelitian. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai pedoman penulisan jurnal hasil penelitian yang diterbitkan oleh LIPI.

Sistematika Penulisan Jurnal :
  • Judul
  • Nama dan Alamat Penulis
  • Abstrak dan Kata Kunci
  • Pendahuluan
  • Tinjauan Pustaka/Landasan Teori
  • Metode
  • Hasil dan Pembahasan (termasuk Ilustrasi: gambar, tabel, grafik, foto, diagram, dan lain-lain)
  • Kesimpulan
  • Saran (opsional)
  • Daftar Pustaka
  • Ucapan Terima Kasih (opsional)

Judul
Untuk jurnal terakreditasi, penulisan menggunakan 2 bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Penulisan judul harus mengikuti syarat seperti berikut :
  • Spesifik;
  • Jelas;
  • Ringkas;
  • Informatif;
  • Menggambarkan substansi atau isi dari tulisan;
  • Menggugah rasa untuk membaca;
  • Tidak perlu diawali dengan kata penelitian/analisis/ studi, kecuali kata tersebut merupakan pokok bahasan. Dimungkinkan ada judul utama diikuti dengan penjelasan judul (subjudul).
Nama dan Alamat Penulis
Berikut ini tata cara penulisan nama penulis :
  • Ditampilkan dengan jelas;
  • Lengkap tanpa menyebutkan gelar;
  • Nama asli, bukan nama samaran;
  • Penulisan nama tidak disingkat,  bila penyingkatan nama maka harus mengikutikaidah dan konsisten. 
  • Nama penulis utama berada pada urutan paling depan. 
Berikut ini tata cara penulisan alamat penulis :

  • Alamat instansi/lembaga tempat penulis bekerja diman berkaitan erat dengan kompetensi, tanggung jawab, afiliasi, dan konsekuensi yuridis yang akan diemban oleh lembaga asal penulis;
  • Dimungkinkan lebih dari satu, misal saat sabatikal di laboratorium dan alamat instansi lain, yang dicantumkan terlebih dahulu adalah alamat instansi dimana penelitian dilakukan.
  • Penulis lebih dari satu orang :
- dengan alamat yang sama : pencantuman satu alamat telah dianggap cukup untuk mewakili alamat penulis lainnya.
- alamat yang berbeda: pencantuman alamat harus disebutkan semuanya.
  • Untuk korespondensi dilengkapi alamat lengkap instansi, dan pos-el (e-mail), nomor telepon/fax instansi maupun penulis. 
Abstrak
Untuk jurnal terakreditasi, penulisan abstrak menggunakan 2 bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Penulisan abstrak harus mengikuti syarat seperti berikut :

  • Permasalahan pokok;
  • Alasan apa penelitian/tinjauan, ulasan/review, dan kajian dilakukan;
  • Bagaimana penelitian/ tinjauan, ulasan/review, dan kajian dilakukan, menggunakan metode apa;
  • Pernyataan singkat apa yang telah dilakukan atau apa hasil dan prospeknya.
  • Abstrak ditulis bukan dalam bentuk matematis, pertanyaan, dan dugaan;
  • Abstrak ditulis menerus (1 paragraf, bukan paragraf-paragraf dan bukan “subheading”; tanpa acuan
  • Tanpa footnote/kutipan pustaka;
  • Tanpa singkatan/akronim;
  • Periksakan Bhs Inggrisnya ke ahli English
  • Bersifat mandiri (stand alone).
  • Paling banyak memuat 200 kata dalam bahasa Inggris dan 250 kata dalam bahasa Indonesia atau yang ditentukan oleh editor.
Kata kunci :

  • Merupakan kata/istilah yang paling menentukan/mempengaruhi/paling inti dalam KTI;
  • Mengandung pengertian suatu konsep;
  • Mengandung cukup informasi untuk indexing dan membantu dalam penelusuran.
  • Dapat berupa kata tunggal dan kata majemuk dan terdiri antara 3–5 kata.
  • Lazimnya dimulai dari yang paling umum dan penting dalam isi KTI.  
  • Abstrak dan kata kunci ditulis dalam bahasa Inggris dan Indonesia dengan tujuan agar hasil penelitian, tinjauan, ulasan, dan kajian perlu disebarluaskan baik pada cakupan nasional maupun internasional. 
  • Apabila KTI ditulis di luar bahasa Indonesia dan Inggris, maka penulisan abstrak dan kata kunci dalam bahasa Inggris harus tetap ada.
Pendahuluan
Latar Belakang :


  • Menjelaskan fenomena antara lain: teknis/sosial/kultural aktual bermasalah yang penting untuk diteliti/ditinjau/diulas/dan dikaji serta alasan ilmiah atau merepresentasikan teori yang didukung acuan pustaka. 
  • Perlu ada review mengenai penelitian/tinjauan/ulasan/dan kajian terkait yang pernah dilakukan sendiri maupun orang lain dan menjelaskan perbedaan dengan penelitian yang sedang dijalankan. 
Rumusan Masalah :

  • Semua bidang ilmu (dalam penelitian) fenomena yang ada wajib dikaitkan dengan konsep ilmu pengetahuan. 
  • Permasalahan yang terjadi diidentifikasikan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian.
Tujuan dan Manfaat :


  • Berisi atau menggambarkan tujuan dan manfaat dari penelitian/tinjauan, ulasan/review, dan kajian yang akan diperoleh dan keterkaitannya dengan apa yang telah dilaporkan/diperoleh sebelumnya. 
  • Tujuan disampaikan secara spesifik. 
Hipotesis

  • Tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis.
  • Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian.
  • Hipotesis dan operasionalisasi konsep mutlak diperlukan khususnya dalam penelitian kuantitatif.
Tinjauan Pustaka/ Landasan Teori

  • Teori-teori yang mendukung atau yang relevan dengan kegiatan penelitian yang dilakukan. 
  • Penyajian scientific method atau landasan teori memerlukan acuan pustaka yang kuat, tajam dan mutakhir. 
  • Cara menyitir/mengutip pernyataan peneliti/penulis harus mengikuti ketentuan yang berlaku, yaitu sistem penomoran atau catatan perut (pengacuan berkurung).
  • Tinjauan pustaka dibuat dengan mengemukakan hasil penelitian atau buku yang membahas subjek  atau pendekatan teoritis yang sama sudah dilakukan orang lain atau penulis sendiri. 
Metode Penelitian
  • Didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu: rasional, empiris, dan sistematis dengan sasaran hasil penelitian dan yang mutakhir.
  • Perlu acuan pustaka, apabila sudah pernah dipublikasikan sebelumnya, mencerminkan seberapa valid metode yang digunakan.
  • Mengemukakan cara bagaimana peneliti menangani penelitiannya, mulai dari dimensi “pendekatan”, cara data dikumpulkan, dan cara menganalisis datanya.
  • Harus jelas sehingga dapat diulang oleh pembaca (resep). 
  • Metode yang mengacu pada orang lain tidak perlu ditulis ulang, sebutkan sumbernya, kecuali kalau ada modifikasi, perlu dijelaskan modifikasinya
  • Metode mencakup uraian dan penjelasan sebagai berikut:
– Penjelasan mengenai bahan dan peralatan serta metode yang digunakan (termasuk pisau analisis).
– Deskripsi/uraian mengenai prosedur yang dilakukan, meliputi:
  • Penentuan/penetapan parameter /variabel;
  • Metode pengumpulan data (sampling method);
  • Metode pengolahan dan analisis data.
– Cantumkan rumusan matematisnya sehingga hasil numeriknya bisa dicek.
– Jelaskan cukup rinci sehingga metode ini dapat diulangi (repeatability).
Hasil dan Pembahasan

  • Penampilan/pencantuman/tabulasi data hasil penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan metodologi;
  • Analisis dan evaluasi terhadap data tersebut sesuai dengan formula hasil kajian teoritis yang telah dilakukan;
  • Diskusikan atau kupas hasil analisis dan evaluasi, terapkan metode komparasi, gunakan persamaan, grafik, gambar dan tabel agar lebih jelas;
  • Berikan interpretasi terhadap hasil analisis dan bahasan untuk memperoleh jawaban, nilai tambah, dan kemanfaatan terkait dengen permasalahan dan tujuan penelitian.
  • Merupakan hasil analisis fenomena di wilayah penelitian yang relevan dengan tema sentral kajian, hasil yang diperoleh dapat berupa deskriptif naratif, angka-angka, gambar/tabel, dan suatu alat. 
  • Penulisan  runut diawali dari pemeriksaan data (verifikasi dan/atau validasi), mengulas struktur dan hubungan antar kelompok, analisisnya, interpretasi hasil berdasar teori dan tidak bergeser dari alur yang telah ditetapkan oleh hipotesis. 
  • Hasil analisis berbentuk interpretasi (jika kualitatif ); statistik atau tabulasi epsilon (jika kuantitatif ).
  • Hasil harus menjawab permasalahan dan tujuan penelitian. Berisi tentang penjelasan perbandingan hasil dengan hal lain yang memiliki kaitan maupun bagian dari suatu keragaman masalah yang telah dipublikasikan oleh orang  lain, atau hasil dari penelitian sebelumnya jika merupakan rangkaian dari suatu kegiatan penelitian. 
  • Pembahasan ditulis dengan ringkas dan  fokus kepada interpretasi dari hasil yang diperoleh, bukan pengulangan dari bagian hasil.
  • Acuan pustaka dimunculkan bila harus membandingkan hasil atau pembahasan dengan publikasi sebelumnya. 
  • Hindari penyajian ilustrasi berwarna, kecuali jika warna mengandung arti dan keterangan ilustrasi memakai huruf yang jelas terbaca serta notasi yang lazim dan konsisten memakai notasi satuan.
  • Ilustrasi : merupakan rangkuman dari hasil aktivitas/kegiatan penelitian yang dapat berupa tabel gambar, foto, dan sebagainya.  
  • Tabel dan gambar : harus memiliki judul dan diikuti detail eksperimen dalam “legend” yang harus dapat dimengerti tanpa harus membaca manuskrip.  
  • Pemakaian citra : harus disebutkan tahun dan sumber produknya, gambar dari acuan harus disebutkan sumbernya.
  • Garis pada grafik:  harus jelas terlihat berbeda satu dengan yang lain bila lebih dari satu kurva.
  • Foto :  tekstur yang jelas, kontras dapat menyajikan informasi selengkapnya. (300 dpi)
Kesimpulan
  • Merupakan bagian akhir suatu tulisan ilmiah, diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan atau hasil uji hipotesis tentang fenomena yang diteliti, bukan tulisan ulang dari pembahasan ,  bukan ringkasan. 
  • Disampaikan secara singkat dalam bentuk kalimat utuh atau dalam bentuk penyampaian butir-butir kesimpulan secara berurutan.
  • Kesimpulan khusus berasal dari analisis, sedangkan kesimpulan umum adalah hasil generalisasi atau keterkaitan dengan fenomena serupa di wilayah lain yang diacu dari publikasi terdahulu. 
  • Harus menjawab pertanyaan dan permasalahan riset yang diungkapkan pada pendahuluan.
  • Pada produk peta, disampaikan pada keterangan (bila memang ada pembahasan sebelumnya).   
  • Segitiga konsistensi yang penting untuk dipenuhi (masalah-tujuan-kesimpulan  harus konsisten), sebagai upaya check dan recheck.
Saran
Dapat berisi rekomendasi akademik atau tindak lanjut nyata atas kesimpulan yang diperoleh.

Daftar Pustaka
  • Disusun berdasarkan aturan masing-masing lembaga penerbit/publikasi ilmiah, ada perbedaan istilah + cara, namun arti sama,  + mengacu standar international
  • Alasan perbedaan cara penyusunan daftar pustaka oleh masing-masing lembaga penerbit/publikasi ilmiah :  untuk mempermudah pencantuman, efisiensi ruangan tulisan dan efisiensi & kemudahan pada penelusuran kembali melalui berbagai cara. 
  • Yang dijadikan acuan (hanya yang diacu yang dimasukkan ke dalam daftar pustaka), acuan dari hasil komunikasi langsung : tidak dimasukkan di daftar acuan.
  • Kemutakhiran pustaka acuan dilihat dari tahun publikasi pustaka acuan :  paling lama dalam kurun lima tahun terakhir, tergantung bidang.
  • Semakin banyak daftar pustaka yang diacu dari jurnal ilmiah terakreditasi/terbaru/internasional, mutu tulisan semakin bagus. 
  • Terlalu banyak mengutip dari tulisan sendiri:  kurang baik, kecuali untuk bahan orasi ilmiah (minimal 30%).
  • Semakin banyak sumber acuan primer (dibandingkan misalnya dengan textbook), semakin tinggi bobot dan mutu suatu tulisan. 
  • Persentase jumlah sumber acuan primer:  berjumlah paling sedikit sepuluh sumber acuan dalam tulisan.
  • Format penulisan dengan indeks nama maupun angka/nomor dapat diterima tergantung  kelaziman dan batasannya, disarankan: pemberian nomor indeks, berdampak pada efisiensi ruangan (halaman) dan kemudahan penelusuran tanpa harus terpaku pada urutan alfabetis.
  • Pada produk peta, bila ada acuannya, harus dicantumkan pada lembar keterangan.
  • Sistem penulisan Daftar Pustaka, disarankan merujuk kepada sistem, diantaranya:
– Modern Language Association (MLA);
– American Psychological Association (APA);
– The Chicago Manual of Style (CMS).


Referensi :
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/materi_pertemuan/pra_raker/Pusbindiklat_LIPI_Kemenkes_Pedoman%20PenulisanKTI_Raker2013.pdf


      Pedoman Pembuatan Abstrak

      Abstrak adalah ringkasan dari dokumen, bukan dokumen sendiri. Sebuah abstrak untuk konferensi harus lengkap, berdiri sendiri, memberi gambaran yang jelas mengenai apa yang dilakukan, tantangan yang dihadapi, dan dampaknya pada orang lain. Abstrak merupakan suatu ringkasan yang lengkap dan menjelaskan keseluruhan isi karya ilmiah.

      Setiap abstrak mempunyai bentuk yang serupa dimana mengikuti asas jurnalistik 5W 1H, (who, what, why, where, when, how) :
      1. Judul: Apa? 
      2. Latar belakang: Mengapa?
      3. Gambaran: Kapan? Di mana? Bagaimana? Berapa?
      4. Kesimpulan: Solusi/Pelajaran 


      Berdasarkan ICAAP ke-9, penulisan abstrak harus mengikuti pedoman :
      1. Penilisan dibatasi hingga 200 kata tidak termasuk judul atau subjudul. Sehingga kata-kata yang harus dimasukkan singkat padat dan jelas tetapi tetap harus menghindari singkatan atau akronim yang tidak baku. 
      2. Judul tidak boleh lebih dari 100 karakter (bukan kata). 
      3. Jangan menggunakan tabel, grafik, catatan kaki, menggarisbawahi dan simbol. 

      Bentuk abstrak yang baik : 
      Fisik:
      •  Singkat
      •  Indah 

      Isi:
      •  Clear (Jelas)
      •  Complete (Lengkap)
      •  Concise (Singkat)
      •  Cohesive (Logis/Saling sesuai)

      Contoh penulisan abstrak :


      JUDUL (Times New Roman, all caps, 14 pt, bold, centered)
      TITLE(Times New Roman, all caps, 12 pt,italic, centered)
       (kosong dua spasi tunggal, 12 pt)


      Penulis Pertama1, Penulis Kedua2 dan Penulis Ketiga3
      1.   
      (Times New Roman, 12 pt, italic, centered)

      Nama Jurusan, Nama Fakultas, Nama Universitas, Alamat, Kota, Kode Pos, Negara
      2.    Nama Lembaga Penelitian, Alamat, Kota, Kode Pos, Negara
      E-mail: penulis_pertama@address.com
      (kosong dua spasi tunggal, 12 pt)

      ABSTRAK (12 pt, bold, italic)
      (kosong satu spasi tunggal, 12 pt)

      Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan jenis huruf Times New Roman, ukuran 10 pt, italic, spasi tunggal. Abstrak bukanlah penggabungan beberapa paragraf, tetapi merupakan ringkasan yang utuh dan lengkap yang menggambarkan isi tulisan. Sebaiknya abstrak mencakup latar belakang, tujuan, metode, hasil, serta kesimpulan dari penelitian. Abstrak tidak berisi acuan atau tidak menampilkan persamaan matematika, dan singkatan yang tidak umum. Abstrak terdiri dari satu paragraf dengan jumlah kata paling banyak 200 kata dalam bahasa Indonesia dan  150 kata dalam bahasa Inggris.
      (kosong satu spasi tunggal 10 pt).

      Kata kunci: 3 - 5 kata kunci (Times New Roman, 10 pt)
      (kosong satu spasi tunggal 10 pt)


      ABSTRACT (12 pt, bold, italic)
      (kosong satu spasi 12 pt)

      Abstract should be written in Indonesian and English using Times New Roman font, size 10 pt, italic, single spasing. Abstract is not a merger of several paragraphs, but it is a full and complete summary that describe content of the paper It should contain background, objective, methods, results, and conclusion from the research. It is should not contain any references nor display mathematical equations. It consists of one paragraph and should be no more than 200 words in bahasa Indonesia and 150 words in English
      (kosong satu spasi tunggal 10 pt)

      Keywords: 3 - 5 keywords (Times New Roman, 10 pt)

      (kosong enam spasi tunggal, 10 pt)
      Referensi :

      Model Penelitian Spiral

      Spiral model adalah salah satu bentuk evolusi yang menggunakan metode iterasi natural yang dimiliki oleh model prototyping dan digabungkan dengan aspek sistimatis yang dikembangkan dengan model waterfall. Tahap desain umumnya digunakan pada model Waterfall, sedangkan tahap prototyping adalah suatu model dimana software dibuat prototype (incomplete model), “blue-print”-nya, atau contohnya dan ditunjukkan ke user / customer untuk mendapatkan feedback-nya. Jika prototype-nya sudah sesuai dengan keinginan user customer, maka proses SE dilanjutkan dengan membuat produk sesungguhnya dengan menambah dan memperbaiki kekurangan dari prototype tadi.

      Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam spiral model:
      1. Customer communication. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif antara developer dengan user / customer terutama mengenai kebutuhan dari customer.
      2. Planning. Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya, perkiraan waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pengembangan software.
      3. Analysis risk. Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik resiko secara teknikal maupun secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin tidak ada pada model proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya dilakukan pada spiral model.
      4. Engineering. Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih representasi dari aplikasi secara teknikal.
      5. Construction & Release. Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software, testing, instalasi dan penyediaan user / costumer support seperti training penggunaan software serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan software.
      6. Customer evaluation. Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user / customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi software pada tahap engineering maupun pada implementasi selama instalasi software pada tahap construction and release.


      Kelebihan model Spiral :

      1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
      2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar.
      3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses .
      4. Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
      5. Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
      6. Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
      Kelemahan model Spiral :
      1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
      2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
      3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolut



      Referensi :


      Metode Penulisan Daftar Pustaka berdasarkan standar IEEE

      Kata referensi berasal dari inggris reference dan merupakan kata kerja to refer yang artinya menunjukan kepada. Dalam sebuah karya ilmiah, penulis akan membutuhkan sumber-sumber literatur yang akan dijadikan referensi. Setiap kutipan yang berasal dari karya atau tulisan orang lain, harus dicantumkan referensi yang digunakan sehingga tidak disebut sebagai plagiat. Pada begian terakhir karya ilmiah harus dicantumkan seluruh daftar pustaka sumber yang digunakan sebagai referensi.Terdapat beberapa standar yang biasa digunakan dalam penulisan daftar pustaka. Salah satu standar yang umum digunakan adalah standar IEEE. 

      Berikut ini bentuk penulisan daftar pustaka berdasarkan standar IEEE :
      Referensi berupa buku
      [1] S. M. Hemmingsen, Soft Science. Saskatoon, Canada: University of Saskatchewan Press, 1997.
      [2] A. Rezi and M. Allam, “Techniques in array processing by means of transformations,” in Control and Dynamic Systems, vol. 69, Multidimensional Systems, C. T. Leondes, Ed. San Diego, CA: Academic Press, 1995, pp. 133-180. 
      contoh untuk sebuah edisi
       [3] J. A. Prufrock, Ed., Lasers, 2nd ed. New York, NY: McGraw-Hill, 2004.
       contoh untuk sebuah chapter 
       
      Referensi dari Periodical
      Untuk pengiriman artikel yang belum diterima untuk publikasi, menggunakan frase "dikirimkan untuk publikasi" di tempat tanggal. Jika telah diterima, namun belum dipublikasikan, menggunakan "yang akan diterbitkan" di tempat tanggal. Perhatikan bahwa jumlah periodical adalah opsional ketika bulan publikasi diberikan. 
      [4] G. Liu, “TDM and TWDM de Bruijn nets and shufflenets for optical communications,”  IEEE Transactions on Computers, vol. 46, no. 1, pp. 695-701, June 1997. 
      [5] J. R. Beveridge and E. M. Riseman, “How easy is matching 2D line models using local search?” IEEE Transactions on Pattern Analysis and Machine Intelligence, vol. 19, no. 2, pp. 564-579, June 1997. 
      [6] B. McGursky, “An approach to three-dimensional robotic walking,” IEEE Robotics Automation Magazine, submitted for publication.  

      Referensi dari artikel  proses konferensi yang dipublikasikan
      Kata "di" sebelum judul konferensi tidak dicetak miring.
      [7] N. Osifchin and G. Vau, “Power considerations for the modernization of telecommunications in Central and Eastern European and former Soviet Union (CEE/FSU) countries,” in Second International Telecommunications Energy Special Conference, 1997, pp. 9-16. 
      [8] S. Al Kuran, “The prospects for GaAs MESFET technology in dc–ac voltage conversion,” in Proceedings of the Fourth Annual Portable Design Conference, 1997, pp. 137-142.  

      Referensi dari paper yang dipresentasikan di konferensi tetapi tidak dipublikasikan
      [9] H. A. Nimr, “Defuzzification of the outputs of fuzzy controllers,” presented at 5th International Conference on Fuzzy Systems, Cairo, Egypt, 1996. 

      Referensi dari report (laporan)
      Berikan nomor laporan atau bulan jika ada. 
      [10] K. E. Elliott and C. M. Greene, “A local adaptive protocol,” Argonne National Laboratory, Argonne, IL, Tech. Rep. 916-1010-BB, 1997. 

      Referensi dari TESIS dan DISERTASI
      "Ph.D. disertasi, "tetapi" M.S. tesis. "
      [11] H. Zhang, “Delay-insensitive networks,” M.S. thesis, University of Illinois at Urbana-Champaign, Urbana, IL, 1997. 
       
      Referensi dari manual
      [12] Bell Telephone Laboratories Technical Staff, Transmission System for Communications, Bell Telephone Laboratories, 1995. 
      [13] Motorola Semiconductor Data Manual, Motorola Semiconductor Products, Inc., Phoenix, AZ, 2007. 
       
      Referensi dari bahan kursus 
      [14] M. Hasegawa-Johnson, “Pattern classification,” class notes for ECE 544, Department of Electrical and Computer Engineering, University of Illinois at Urbana-Champaign, Aug.23, 2007.  —contoh dari sebuah handout (judul treat sebagai artikel, berikan tanggal spesifik) 
      [15] J.-M. Jin, Electromagnetic Field Theory. Class notes for ECE 544, Department of Electrical and Computer Engineering, University of Illinois at Urbana-Champaign, 2008.
      —contoh dari sebuah paket/buku (judul treat sebagai buku) 

      Referensi dari sumber yang tidak dipublikasikan 
      [16] T. I. Wein, private communication, Sept. 2005.
      [17] G. Kinneavy, “An approach to graphs of linear forms,” unpublished. 

      Referensi dari katalog
      [18] Catalog No. MWM-1, Microwave Components, M. W. Microwave Corp., Brooklyn, NY. 

      Referensi dari hak cipta / paten
      [19] K. Kimura and A. Lipeles, “Fuzzy controller component,” U. S. Patent 14,860,040, December 14, 1996. 

      Referensi dari standar
      [20] IEEE Criteria for Class IE Electric Systems, IEEE Standard 308, 1969. 

      Referensi dari sumber online
      [21] R. J. Vidmar. (1992, Aug.). On the use of atmospheric plasmas as electromagnetic reflectors. IEEE Trans. Plasma Sci. [Online]. 21(3), pp. 876-880. Available: http://www.halcyon.com/pub/journals/21ps03-vidmar 
       —contoh dari artikel jurnal 
      [22] PROCESS Corp., MA. Intranets: Internet technologies deployed behind the firewall for corporate productivity. Presented at INET96 Annual Meeting. [Online]. Available: http://home.process.com/Intranets/wp2.htp
       —contoh dari presentasi konferensi 
      [23] S. L. Talleen. (1996, Apr.). The Intranet Architecture: Managing information in the new paradigm. Amdahl Corp., CA. [Online]. Available: http://www.amdahl.com/doc/products/bsg/intra/infra/html
       —contoh dari sebuah laporan
       

      Referensi :
      http://www.ieee.org/publications_standards/publications/authors/. 


      Wednesday, June 18, 2014

      Metode Penelitian

      Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Salah satu metode pengembangan sistem informasi yang sering digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC).

      Terdapat beberapa model yang ada pada SDLC, yaitu :
      1. Waterfall (air terjun)
      2. Increment Prototype
      4. Rapid Application Development
      5. Prototyping Model


      Model Waterfall
      Waterfall, merupakan SDLC tertua karena sifatnya yang natural. Urutan SDLC waterfall ini bersifat serial dari proses perencanaan, analisa, desain, dan implementasi pada sistem. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing / verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.
      Kekurangan Metode Waterfall :

      1. Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
      2. Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
      3. Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan
      Kelebihan Metode Waterfall : 
      1. Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
      2. Cocok untuk system software berskala besar.
      3. Cocok untuk system software yang bersifat generic.
      4. Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.

      Model prototyping
      Prototype merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Prototyping, dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, mendefinisikan objektif keseluruhan dari software, mengidentifikasikan segala kebutuhan, kemudian dilakukan “perangcangan kilat” yang difokuskan pada penyajian aspek yang diperlukan.
      Kelebihan :
      1. Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
      2. Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara abstrak.
      3. Untuk digunakan secara standalone.
      4. Digunakan untuk memperluas SDLC.
      5. Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
      Kekurangan :
      1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
      2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
      3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
      4. Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
      5. Protype terlalu cepat selesai

      Rapid Application Development (RAD)
      Rapid Application Development (RAD) adalah model dengan kegiatan dimulai pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan proses, pembangkitan aplikasi dan pengujian.

      Keuntungan RAD :
      1. Tampilan yang lebih standar dan nyaman.
      2. Mempercepat waktu pengembangan sistem secara keseluruhan karena cenderung mengabaikan kualitas.
      3. Mampu meminimalkan kesalahan-kesalahan dengan menggunakan alat-alat bantuan (CASE tools).
      4. Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim secara keseluruhan.
      5. Bisa mengurangi penulisan kode yang kompleks karena menggunakan wizard.
      6. Ketelitian menjadi berkurang karena tidak menggunakan metode yang formal dalam melakukan pengkodean.
      7. Kurang efisien karena apabila melakukan pengkodean dengan menggunakan tangan bisa lebih efisien.
      8. Kesulitan melakukan pengukuran mengenai kemajuan proses.
      9. Membutuhkan biaya tersendiri untuk membeli peralatan-peralatan penunjang seperti misalnya software dan hardware.
      10. Dengan melakukan pembelian belum tentu bisa menghemat biaya dibanding-kan dengan mengembangkan sendiri.

      Kerugian RAD :
      1. Fasilitas yang tidak perlu terkadang harus disertakan, karena menggunakan komponen yang sudah jadi, sehingga hal ini membuat biaya semakin meningkat.
      2. Sistem sulit diaplikasikan di tempat yang lain.
      3. Fasilitas-fasilitas banyak yang dikurangi karena terbatasnya waktu yang tersedia.
      4. Lebih banyak terjadi kesalahan apabila hanya mengutamakan kecepatan diban-dingkan dengan biaya dan kualitas.
      Increment Prototype
      Model incremental menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier (diimplementasikan secara berulang) dengan filosofi prototype interatif. Model ini memakai urutan-urutan linier di dalam model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender. Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan perangkat lunak yang kemudian dapat disampaikan kepada pengguna.


      Kelebihan Penggunaan Incremental Model :
      1. Merupakan model dengan manajemen yang sederhana.
      2. Pelanggan tidak perlu menunggu sampai seluruh system dikirim untuk mengambil keuntungan dari system tersebut. Inkremen yang pertama sudah memenuhi persyaratan mereka yang paling kritis, sehingga perangkat lunak dapat segera digunakan.
      3. Pelanggan dapat memakai inkremen yang pertama sebagai bentuk prototype dan mendapatkan pengalaman yang dapat menginformasikan persyaratan untuk inkremen system berikutnya.
      4. Resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah. Walaupun masalah dapat ditemukan pada beberapa inkremen, bias saja beberapa inkremen diserahkan dengan sukses kepada pelanggan.
      5. Karena layanan dengan prioritas tertinggi diserahkan pertama dan inkremen berikutnya diintegrasikan dengannya, sangatlah penting bahwa layanan system yang paling penting mengalami pengujian yang paling ketat. Ini berarti bahwa pelanggan akan memiliki kemungkinan kecil untuk memenuhi kegagalan perangkat lunak pada inkremen system yang paling kecil.

      Kekurangan Penggunaan Incremental Model :
      1. Inkremen harus relative lebih kecil (tidak lebih dari 20.000 baris kode) dan setiap inkremen harus menyediakan sebagian dari fungsional system
      2. Adanya kesulitan untuk memetakan persyaratan pelanggan pada inkremen dengan ukuran yang benar.



      Referensi :



      Penulisan Referensi

      Referensi merupakan sumber data yang digunakan oleh penulis untuk membuat suatu karya tulis baik berupa gambar, rumusan, maupun informasi lainnya. Referensi harus ditulis ketika penulis mengutip data dari karya orang lain agar tidak dikategorikan sebagai plagiat.

      Terdapat beberapa teknik penulisan referensi yang paling umum digunakan yaitu :
      1. Author-Date system (Harvard system dan lain-lain).
      2. Numerical system (Vancouver system dan lain-lain).

      Sistem Author-Date 
      Penulisan In-Text Referensi pada Sistem Author-Date
      Pada saat penulisan referensi pada teks (in-text reference, pada umumnya pada bab tinjauan pustaka), maka hal-hal yang harus kita tuliskan antara lain : 
      1. Nama pengarang atau editor atau organisasi, tetapi bukan nama inisial dan tanpa gelar.
      2. Tahun publikasi.
      3. Halaman dimana informasi itu berada (jika memungkinkan dan terdapat nomor halaman). 

      Sebagai contoh :
      Ketinggian ombak pada suatu daerah sangat ditentukan oleh jenis sedimen pada daerah tersebut (Brotoseno, 2011).
      Brotoseno (2011) menyatakan bahwa ketinggian ombak suatu daerah sangat ditentukan oleh jenis sedimen pada daerah tersebut. 
      Penulisan juga dapat ditambah dengan informasi halaman (“p.”= page, “pp.”= page to page), sebagai contoh: 
      McGiver (2010, p.19) menyatakan bahwa pencairan es di kutub seluas seratus ribu kilometer persegi akan mengakibatkan kenaikan suhu global sebesar dua derajat celcius.
      Atau jika lebih dari satu halaman referensi
      McGiver (2010, pp.19-23) menyatakan bahwa pencairan es di kutub seluas seratus ribu kilometer persegi akan mengakibatkan kenaikan suhu global sebesar dua derajat celcius. 
      Apabila terdapat satu, atau dua pengarang atau editornya, maka kita menuliskan seluruh nama pengarang atau editornya, sebagai contoh :  
      McGiver dan Philips (2010, p.19) menyatakan bahwa pencairan es di kutub seluas seratus ribukilometer persegi akan mengakibatkan kenaikan suhu global sebesar dua derajat celcius. 
      Namun apabila terdapat lebih dari dua pengarang, maka cukup ditulis satu pengarang atau editornya saja (umumnya ketua tim) ditambah dengan “et al.” atau “dkk.”, sebagai contoh : 
      Pencairan es di kutub seluas seratus ribu kilometer persegi akan mengakibatkan kenaikan suhu global sebesar dua derajat celcius (McGiver et al., 2010). 
      Jika terdapat lebih dari satu sumber referensi data atau informasi yang kita gunakan, maka penulisan antar sumber referensi dipisahkan dengan tanda “;” sebagai contoh:
      Pencairan es di kutub seluas seratus ribu kilometer persegi akan mengakibatkan kenaikan suhu global sebesar dua derajat celcius (McGiver et al., 2010 ; Brotoseno, 2011).  




      Sumber :
      http://www.polman-babel.ac.id/upload/files/TeknikPenulisanReferensiKaryaIlmiah.pdf 

      Analisis Penelitian

      Kata analysis berasal dari bahasa Greek (Yunani), terdiri dari kata “ana” dan “lysis“. Ana artinya atas (above), lysis artinya memecahkan atau menghancurkan. Secara difinitif ialah: ”Analysis is a process of resolving data into its constituent components to reveal its characteristic elements and structure” Ian Dey (1995: 30). Agar data bisa dianalisis maka data tersebut harus dipecah dahulu menjadi bagian-bagian kecil (menurut element atau struktur), kemudian menggabungkannya bersama untuk memperoleh pemahaman yang baru. Analisa data merupakan proses paling vital dalam sebuah penelitian. Hal ini berdasarkan argumentasi bahwa dalam analisa inilah data yang diperoleh peneliti bisa diterjemahkan menjadi hasil yang sesuai dengan kaidah ilmiah. Maka dari itu, perlu kerja keras, daya kreatifitas dan kemampuan intelektual yang tinggi agar mendapat hasil yang memuaskan. Analisis data berasal dari hasil pengumpulan data. Sebab data yang telah terkumpul, bila tidak dianalisis hanya menjadi barang yang tidak bermakna, tidak berarti, menjadi data yang mati, data yang tidak berbunyi. Oleh karena itu, analisis data di sini berfungsi untuk mamberi arti, makna dan nilai yang terkandung dalam data itu (M. Kasiram, 2006: 274).
      Analisi data adalah rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verivikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai social, akademis dan ilmiah. Kegiatan dalam analisis data adalah : mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.
      Tujuan analisis data, antara lain sebagai berikut :
      1. Memaknai data yang telah diperoleh untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang telah diajukan.
      2. Memperlihatkan hubungan antara variable-variabel yang terdapat dalam penelitian
      3. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan dalam memperoleh data
      4. Memperoleh dasar-dasar untuk membuat kesimpulan.
      Adapun bentuk-bentuk analisis data dapat dikelompokkan sebagai berikut :

      Analisis Kuantitatif
      Analisis kuantitatif dalam suatu penelitian dapat didekati dari dua sudut pendekatan, yaitu analisis kuantitatif secara deskriptif, dan analisis kuantitatif secara inferensial. Masing-masing pendekatan ini melibatkan pemakaian dua jenis statistik yang berbeda. Yang pertama menggunakan statistik deskriptif dan yang kedua menggunakan stastistik inferensial. Kedua jenis statistik ini memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam hal teknik analisis maupun tujuan yang akan dihasilkannya dari analisisnya itu (lihat Sudijono:1987:4)
      Analisis kuantitatif deskriptif
      Mengenai data dengan statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih dahulu jenis datanya. Jika peneliti mempunyai data diskrit, penyajian data yang dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif (mencari persentase), serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu: mode, mediandan mean (lebih lanjut lihat Arikunto, 1993: 363). 
      Analisis Kuantitatif Inferensial

      Pemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan suatu temuan yang dapat digeneralisasikan  secara lebih luas ke dalam wilayah populasi. Di sini seorang peneliti akan selalu berhadapan dengan hipotesis nihil (Ho) sebagai dasar penelitiannya untuk diuji secara empirik dengan statistik inferensial. 
      Analisa Kualitatif

      Analisa Kualitatif artinya peneliti menganalisa dengan menggunakan kalimat-kalimat deskriptif dari data yang ada (bisa data kuantitatif maupun data kualitatif), seperti pengecekan data dan tabulasi, dalam hal ini sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penafsiran.
      Data kualitatif dapat dipilah menjadi tiga jenis (Patton, 1990):
      1. Hasil pengamatan: uraian rinci tentang situasi, kejadian, interaksi, dan tingkah laku yang diamati di lapangan.
      2. Hasil pembicaraan: kutipan langsung dari pernyataan orang-orang tentang pengalaman, sikap, keyakinan, dan pemikiran mereka dalam kesempatan wawancara mendalam
      3. Bahan tertulis: petikan atau keseluruhan dokumen, surat-menyurat, rekaman, dan kasus sejarah.
      Terdapat perbedaan-perbedaan antara data kualitatif dan data kuantitatif (Sitorus, 1998):
      1. Data kualitatif adalah data mentah dari dunia empiris. Data kualitatif itu berujud uraian terinci, kutipan langsung, dan dokumentasi kasus. Data ini dikumpulkan sebagai suatu cerita terbuka (open-ended narrative) , tanpa mencoba mencocokkan suatu gejala dengan kategori baku yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagaimana jawaban pertanyaan dalam kuesioner. 
      2. Data kualitatif adalah tangkapan atas perkataan subyek penelitian dalam bahasanya sendiri. Pengalaman orang diterangkan secara mendalam, menurut makna kehidupan, pengalaman, dan interaksi sosial dari subyek penelitian sendiri. Dengan demikian peneliti dapat memahami masyarakat menurut pengertian mereka sendiri. Hal ini berbeda dari penelitian kuantitatif, yang membakukan pengalaman responden ke dalam kategorikategori baku peneliti sendiri.
      3. Data kualitatif bersifat mendalam dan rinci, sehingga juga bersifat panjang-lebar. Akibatnya analisis data kualitatif bersifat spesifik, terutama untuk meringkas data dan menyatukannya dalam suatu alur analisis yang mudah dipahami pihak lain. Sifat data ini berbeda dari data kuantitatif yang relatif lebih sistematis, terbakukan, dan mudah disajikan dalam format ringkas.  





      Sumber :
      Sudijono, Anas, 1987, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers.
      Arikunto, Suharsimi, 1993, Manajemen Penelitian,  Jakarta: Rineka Cipta.
      Patton, MQ. 1990. Qualitative Evaluation Methods. SAGE. Beverly Hills.
      Sitorus, MTF. 1998. Penelitian Kualitatif: Suatu Perkenalan. Dokis. Bogor.