Wednesday, June 18, 2014

Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang dipergunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Salah satu metode pengembangan sistem informasi yang sering digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC).

Terdapat beberapa model yang ada pada SDLC, yaitu :
1. Waterfall (air terjun)
2. Increment Prototype
4. Rapid Application Development
5. Prototyping Model


Model Waterfall
Waterfall, merupakan SDLC tertua karena sifatnya yang natural. Urutan SDLC waterfall ini bersifat serial dari proses perencanaan, analisa, desain, dan implementasi pada sistem. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing / verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.
Kekurangan Metode Waterfall :

  1. Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
  2. Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
  3. Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan
Kelebihan Metode Waterfall : 
  1. Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
  2. Cocok untuk system software berskala besar.
  3. Cocok untuk system software yang bersifat generic.
  4. Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.

Model prototyping
Prototype merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Prototyping, dimulai dengan pengumpulan kebutuhan, mendefinisikan objektif keseluruhan dari software, mengidentifikasikan segala kebutuhan, kemudian dilakukan “perangcangan kilat” yang difokuskan pada penyajian aspek yang diperlukan.
Kelebihan :
  1. Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
  2. Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara abstrak.
  3. Untuk digunakan secara standalone.
  4. Digunakan untuk memperluas SDLC.
  5. Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
Kekurangan :
  1. Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
  2. Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
  3. Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
  4. Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah
  5. Protype terlalu cepat selesai

Rapid Application Development (RAD)
Rapid Application Development (RAD) adalah model dengan kegiatan dimulai pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan proses, pembangkitan aplikasi dan pengujian.

Keuntungan RAD :
  1. Tampilan yang lebih standar dan nyaman.
  2. Mempercepat waktu pengembangan sistem secara keseluruhan karena cenderung mengabaikan kualitas.
  3. Mampu meminimalkan kesalahan-kesalahan dengan menggunakan alat-alat bantuan (CASE tools).
  4. Keterlibatan user semakin meningkat karena merupakan bagian dari tim secara keseluruhan.
  5. Bisa mengurangi penulisan kode yang kompleks karena menggunakan wizard.
  6. Ketelitian menjadi berkurang karena tidak menggunakan metode yang formal dalam melakukan pengkodean.
  7. Kurang efisien karena apabila melakukan pengkodean dengan menggunakan tangan bisa lebih efisien.
  8. Kesulitan melakukan pengukuran mengenai kemajuan proses.
  9. Membutuhkan biaya tersendiri untuk membeli peralatan-peralatan penunjang seperti misalnya software dan hardware.
  10. Dengan melakukan pembelian belum tentu bisa menghemat biaya dibanding-kan dengan mengembangkan sendiri.

Kerugian RAD :
  1. Fasilitas yang tidak perlu terkadang harus disertakan, karena menggunakan komponen yang sudah jadi, sehingga hal ini membuat biaya semakin meningkat.
  2. Sistem sulit diaplikasikan di tempat yang lain.
  3. Fasilitas-fasilitas banyak yang dikurangi karena terbatasnya waktu yang tersedia.
  4. Lebih banyak terjadi kesalahan apabila hanya mengutamakan kecepatan diban-dingkan dengan biaya dan kualitas.
Increment Prototype
Model incremental menggabungkan elemen-elemen model sekuensial linier (diimplementasikan secara berulang) dengan filosofi prototype interatif. Model ini memakai urutan-urutan linier di dalam model yang membingungkan, seiring dengan laju waktu kalender. Setiap urutan linier menghasilkan pertambahan perangkat lunak yang kemudian dapat disampaikan kepada pengguna.


Kelebihan Penggunaan Incremental Model :
  1. Merupakan model dengan manajemen yang sederhana.
  2. Pelanggan tidak perlu menunggu sampai seluruh system dikirim untuk mengambil keuntungan dari system tersebut. Inkremen yang pertama sudah memenuhi persyaratan mereka yang paling kritis, sehingga perangkat lunak dapat segera digunakan.
  3. Pelanggan dapat memakai inkremen yang pertama sebagai bentuk prototype dan mendapatkan pengalaman yang dapat menginformasikan persyaratan untuk inkremen system berikutnya.
  4. Resiko untuk kegagalan proyek secara keseluruhan lebih rendah. Walaupun masalah dapat ditemukan pada beberapa inkremen, bias saja beberapa inkremen diserahkan dengan sukses kepada pelanggan.
  5. Karena layanan dengan prioritas tertinggi diserahkan pertama dan inkremen berikutnya diintegrasikan dengannya, sangatlah penting bahwa layanan system yang paling penting mengalami pengujian yang paling ketat. Ini berarti bahwa pelanggan akan memiliki kemungkinan kecil untuk memenuhi kegagalan perangkat lunak pada inkremen system yang paling kecil.

Kekurangan Penggunaan Incremental Model :
  1. Inkremen harus relative lebih kecil (tidak lebih dari 20.000 baris kode) dan setiap inkremen harus menyediakan sebagian dari fungsional system
  2. Adanya kesulitan untuk memetakan persyaratan pelanggan pada inkremen dengan ukuran yang benar.



Referensi :



No comments:

Post a Comment